Aku rampungkan ingatan yang belum tuntas di kenang..
Kepedihan yang belum selesai dinikmati..
Laksana secangkir kopi hitam pekat yang mulai
membeku dalam hembusan angin..
Menikmati dinginnya pahit dalam suara seruput diujung
kerongkongan..
Hitam.. lorong hidup panjang yang tak menjanjikan
keberadaan terang..
Sengsara.. rasa sakit luar biasa yang harus
dirasa-rasa dalam ketiadaan Tuhan..
Bagaimana bisa Tuhan yang maha sempurna mencipatakan
derita yang tiada tara..
Apabila Dia Maha baik, bagaimana bisa tercipta Maha
Jahat menyertainya..
Aku yang penuh Tanya.. Hanya melihat Tanya itu
membentur dinding langit yang kaku..
Awan-awan yang masabodoh.. membawanya tertiup
bersama udara..
Dengan senyum Dewa langit yang katanya pemilik semesta..
Mungkin Diam disinggahsanaNya yang Maha nyaman tanpa bergeming..
Sejak awal manusia
memang selalu membuat Tuhan mereka sendiri..
Berasal dari khayalan
Imajiner paling dalam ..
Menjelma menjadi mesin
perang terbesar..
Dia memberi sekat satu dengan
yang lain..
Memberi warna yang
indah layaknya warna ungu diantara pelangi..
Disaat yang sama
merekahkan merah darah..
Atas darah-darah yang
tumpah atas keserakahan..
Dan dimana Tuhan
berada??
Dia didalam alam bawah
sadar..
Kembali kedalam
gelapnya khayalan imajiner yang paling pekat..
Sebagai tempat
jiwa-jiwa manusia yang rapuh mencari pelarian untuk di sembah..
Diujung senja ini anak
manusia terduduk dalam tegun..
Lelah dalam pelarian,
pencarian dan Tanya-tanya yang sesungguhnya tiada artinya..
Dalam gua pelarian ini
aku bersembunyi dalam risau..
Tempat bagi semua yang
patah hati menunggu waktu untuk mati..
Pilu atas kehidupan
ditempat hampa ini..
Membuatnya mudah beradu
bisik dengan malaikat bawah tanah..
Untuk membicarakan
keberadaan Tuhan dalam ketiadaan yang sia-sia..
09-Mei-2014
Tigor Hamonangan Napitupulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar