Senin, 20 Juni 2016

BAYANG MASA LALU


Tentang waktu yang berlalu.. jangan kau terlalu jauh..
Aku terengah sesak mengejarmu..
Aku adalah penyesalanmu dalam dinginnya masa depan..
Aku tidak bisa lagi menjauh dari hangatnya kisah-kisah mu..
Beku… mati sendiri disini.. mengingat mu..
Sepi.. dalam diam disini… mengingat tawa yang dulu..

Riuh gemerlap sinar embun pagi yang menyamarkan tetes-tetes air mata..
Aku hilang dalam gelap fajar.. mati dalam kesia-sia an..
Aku menanti mu yang tak akan kembali..
Aku menangisi mu yang tak akan mendengar..

Setiap kenangan yang terantuk di keras nya batu nisan ini..
Meninggalkan kepedihan yang abadi untuk menemaniku..
Maka aku mati dalam kehampaan..
Sisa-sisa kehangatan yang menyiksa.. hanya menyamarkan dingin yang tidak pernah mau pergi..
Dengan apa aku harus mengusir semua perih itu?
Dingin aku tanpa mu.. dalam sisa kesiaan langkahku..
Dingin aku tanpa mu.. Bayang-bayang masa lalu..
Bunuh aku dalam tidurku agar aku bisa memeluk mu erat dalam buai mimpi indah lelapku..

Aku menantimu..
Kau yang tak akan pernah ada lagi..
Aku menunggumu..
Dunia telah mengikatmu dalam dimensi yang berbeda.. dan
Mengikatku dalam hidup yang sesungguhnya adalah kematian..
Kau.. Bayang masa lalu.. aku mohon kembali kepadaku.. temani aku sekali ini saja..

Selasa, 10 Mei 2016

KEBERADAAN TUHAN DALAM KETIADAAN

Aku rampungkan ingatan yang belum tuntas di kenang..
Kepedihan yang belum selesai dinikmati..
Laksana secangkir kopi hitam pekat yang mulai membeku dalam hembusan angin..
Menikmati dinginnya pahit dalam suara seruput diujung kerongkongan..
Hitam.. lorong hidup panjang yang tak menjanjikan keberadaan terang..
Sengsara.. rasa sakit luar biasa yang harus dirasa-rasa dalam ketiadaan Tuhan..
Bagaimana bisa Tuhan yang maha sempurna mencipatakan derita yang tiada tara..
Apabila Dia Maha baik, bagaimana bisa tercipta Maha Jahat menyertainya..
Aku yang penuh Tanya.. Hanya melihat Tanya itu membentur dinding langit yang kaku..
Awan-awan yang masabodoh.. membawanya tertiup bersama udara..
Dengan senyum Dewa langit yang katanya pemilik semesta..
Mungkin Diam disinggahsanaNya yang Maha nyaman tanpa bergeming..

Sejak awal manusia memang selalu membuat Tuhan mereka sendiri..
Berasal dari khayalan Imajiner paling dalam ..
Menjelma menjadi mesin perang terbesar..
Dia memberi sekat satu dengan yang lain..
Memberi warna yang indah layaknya warna ungu diantara pelangi..
Disaat yang sama merekahkan merah darah..
Atas darah-darah yang tumpah atas keserakahan..
Dan dimana Tuhan berada??
Dia didalam alam bawah sadar..
Kembali kedalam gelapnya khayalan imajiner yang paling pekat..
Sebagai tempat jiwa-jiwa manusia yang rapuh mencari pelarian untuk di sembah..

Diujung senja ini anak manusia terduduk dalam tegun..
Lelah dalam pelarian, pencarian dan Tanya-tanya yang sesungguhnya tiada artinya..
Dalam gua pelarian ini aku bersembunyi dalam risau..
Tempat bagi semua yang patah hati menunggu waktu untuk mati..
Pilu atas kehidupan ditempat hampa ini..
Membuatnya mudah beradu bisik dengan malaikat bawah tanah..
Untuk membicarakan keberadaan Tuhan dalam ketiadaan yang sia-sia..

09-Mei-2014
Tigor Hamonangan Napitupulu